Kamis, 24 Januari 2013

Dua Tipe Manusia

Hanya terdapat dua jenis manusia di dunia yang saya tahu:
1. Manusia seperti saya: penyendiri, tidak suka berkumpul dengan banyak orang, ragu-ragu dengan orang asing, dan setiap kesalahan akan ditimpakan kepada diri sendiri.
2. Manusia yang sosialis: senang bergerombol, senang  berkumpul dengan banyak orang, tidak merasa curiga dengan orang yang baru dikenal, dan menimpakan kesalahan kepada orang lain.

Rabu, 23 Januari 2013

#Puisi Alam

air
mengalir
dari hulu menuju hilir
menghanyutkan tanah, membawakan cerita
membisikan rasa, menentramkan hati

angin
berhembus
ke mana saja, ke utara dan selatan
bertiup bersama dedaunan, menggoyangkan dahan juga ranting
ke barat ke timur
ku ingin terbang, ikut denganmu

Kamis, 17 Januari 2013

Apakah Kita akan Masih tetap Satu?

17 Januari 2013
Rapat Program KKN ...
Pukul 21:00 rapat bernuansa ramai telah dimulai. Materi yang dibahas kali ini adalah tentang kegiatan yang telah dilaksanakan di siang hari. Dua puluh satu orang dibagi menjadi tiga kelompok untuk berkunjung ke 3 wilayah RW yang ada. Ini dan itu kemudian diberitakan. Informasi yang banyak telah didapatkan sebagai bahan laporan akhir pelaksanaan KKN. Masing-masing kelompok memberikan informasi yang beragam dan kaya seputar wilayah lokasi KKN. Berbagai hal yang didaptkan mencakup bidang ekonomi, politik, agama, kesehatan, dan kebudayaan. Sampai bahasan ini kita masih dalam satu pemahaman. Selanjutnya kita membicarakan perihal apa yang akan dilakukan esok hari. Pendapat satu disanggah oleh pendapat yang lain. Itulah yang dinamakan musyawarah. Rapat mulai memanas. Setiap orang keukeuh dengan pendapatnya. Berbantah-bantahanlah kita. Tidak apa-apa. Inilah diskusi menemukan solusi. Inilah kita, orang-orang asing di dalam satu kelompok. Meskipun tak semuanya merasa asing dengan yang lainnya. Kita berseteru dikarenakan kerikil kecil. Kita, apakah kita satu, benar-benar satu? Silakan pikirkan sendiri! Silakan jawab, cukup di dalam hati dan pikiran sendiri.

Rabu, 16 Januari 2013

Bla-bla-bla Tiga Hari KKN ...

16 Januari 2013

Tiga hari sudah KKN berjalan. Apa yang telah saya lakukan? Apa yang telah saya berikan? Apa yang telah saya dapatkan? Apa yang saya rasakan?
Tanggal 14 Januari 2013 hari Senin saya bangun pukul 06:00 pagi. Arrrgggh. Saya telat. Gara-gara begadang, nonton dvd sampai pukul 2 dini hari. Salah sendiri. Mahasiswa yang berangkat KKN gelombang pertama diminta berkumpul di PPBS/Gedung Biru Kampud Unpad Jatinangor pukul 06:30. Saya telat. Mungkin. Tak masalah, kosan dekat dengan kampus. Masalahnya, harus ditempuh dengan berjalan kaki. Dan jangan lupa, ada dua tas punggung yang  berat: berisi pakaian dan beras. Iya, beras. Orangtua saya membekali saya dengan beras. Arrrgh. Kamar mandi  kosan ada yang pakai. Okeh, nebeng ke saudara ibu kost. Sip.
Ayo lari. Ayo. Jangan sampai telat. Terimakasih kawan atas pinjaman payungnya. Payung akan sangat berguna. Sekarang musim hujan. Telepon mamah sambil jalan kaki. Hos hosan. Hah. Capai. Berkeringat.
Bla-bla-bla. Pamitan. Sedihlah saya. Liburan di kampung orang. Jauh dari rumah. (Anak mamah mode on).
Pertigaan diatas tanjakan cinta (katanya) ketemu deh sama senior, bawa motor. Muter-muter nyari bus. Thanks. Udah bantu juga.
Di dekat lokasi ngobrol sana-sini sama temen-temen lintas fakultas. Bla-bla-bla. Di lapangan parkir. Bersua bersama teman sekelompok. Bla-bla-bla. Apel pelepasan mahasiswa KKN. Bla-bla-bla. Yang ngasih sambutan gak ada yang dengerin. Mahasiswa ngobrol. Bla-bla-bla. Mahasiswa Malaysia keturunan India ngobrol acha-aca-nehi-nehi. Seperti seolah-olah di lokasi syuting film Bollywood. Di dalam bus. Ngetem. Serasa di dalam angko7t atau parahnya di terminal Leuwi Panjang. Cicaheum juga boleh. Dua jam baru berangkat (Anggap saja selama itu). Okesip. Tunduh. Inget rumah. Sedih. Akhirnya twitteran.
Diperjalanan. Langit mendung menggantung. Udara dingin karena AC. Teman-teman KKN yang tidur. Dua jam perjalanan (kurang lebihnya). Sampai di desa lokasi KKN. Gerimis mengundang (judul film ya?) Istirahat. Makan. Tidur. Dan teman-teman yang ceria. KKN adalah liburan. Asap rokok. Rapat siang dan malam. Dan Bla-bla-bla.
Hari kedua. Hujan setiap pagi. Gerimis. Cerah sebentar. Hujan deras sore hari. Pukul sembilan pagi menghadiri rapat di kantor desa. Perkenalan perangkat desa dan peserta KKN. Kocak suasananya. Rame. Kembali ke rumah pondokan KKN. Makan. Duduk-duduk. Istirahat. Sore ke Alfamart. Ya Allah, jauh-jauh ke Alfamart. Beli es krim. Pulang kehujanan. Jalanan.banjir. Rapat siang dan malam (lagi!) Dan Bla-bla-bla (lagi?) De es te (lagi bosan.)
Hari ketiga. Hujan lagi. Bagi-bagi tugas. Ke kantor kecamatan. Ke balai desa. Ke posyandu. Saya tinggal di rumah. Ngapain? Nulis Bla-bla-bla ini sampai azan duhur berkumandang. Nemenin ibu pemilik rumah masak.
d^^b

Minggu, 13 Januari 2013

Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Internasional?

Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional? Apa mungkin? Bisakah? Bilamana? Inilah diskusi yang saya ikuti di sebuah grup di facebook. Bagaimana pemikiran Anda?

Grup Facebook Faktabahasa!

Molana Yusditira Bagaskara > Faktabahasa!
gimana pendapat kalian kalo bhs indonesia jd bhs international n kalian pengen gk sih bhs kita jd bhs international..??
11 jam yang lalu · Laporkan Batal Suka · Berhenti Mengikuti Kiriman Dilihat oleh 42
Anda dan Molana Yusditira Bagaskara menyukai ini.

Gladhys Elliona Syahutari
Berikut jawaban saya di Quora.com tentang pertanyaan yang sama:
Indonesia is a very influential country
in Southeast Asia region, so I have no doubt on Bahasa Indonesia will go, at least, regional, but again, with limited purpose but maybe not for education or became second language.
I know that some people in countries that got a lot of Indonesian tourists started to learn Bahasa Indonesia, just for tourism purpose obviously.
Besides, the case like decreasing interest of learning Bahasa Indonesia in Australian high school or Indonesian youth pessimism and lack of appreciation of their language will limit the development of Bahasa Indonesia itself to be a more popular language.
As an Indonesian, I am quite satisfied to have Bahasa Indonesia not as an international language because Bahasa Indonesia is a very essential unifying element for Indonesian various ethnic groups and yes, for the near future, it is not yet important to be an international language. But if Indonesia became a greater country in the future, who knows?
11 jam yang lalu · Batal Suka · 7

Sodikin Gross
Tak mungkin bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional jika penduduk Indonesia sendiri tidak mencintai, memahami, dan menggunakannya dengan baik dan benar di tanah airnya sendiri. Jika pengguna asli bahasa Indonesia sudah hirau terhadap bahasanya maka, bukan tak mungkin suatu saat di masa depan bahasa Indonesia menjdi bahasa
Internasional.
11 jam yang lalu · Suka · 5 · Sunting

Yosinta Here
berharapnya sih bisa.. tp menurut berita yang saya baca, peminat bahasa indo di australia sj menurun karena sudah banyak orang2 indo yang bisa menggunakan bhs inggris dan menggunakan bahasa inggris tsb di negara sendiri~
10 jam yang lalu · Batal Suka · 2

Sodikin Gross
Mba Yosinta Here, itulah masalah yang kita hadapi. Kembali lagi pada pernyataan saya sebelumnya 'menjadi sesuatu hal yang mustahil bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional
sedangkan penggunanya sendiri acuh tak acuh terhadap bahasanya."
10 jam yang lalu · Suka · 1 · Sunting

Yosinta Here
seharusnya kita bisa belajar dari negara prancis dan korea yang sangat bangga dengan bahasanya, mereka tak mau menggunakan bahasa asing di dalam negaranya sendiri ><
10 jam yang lalu · Batal Suka · 2

Sodikin Gross
Iya betul mbak Yosinta Here. Jepang bahkan bisa maju dengan terus-menerus mengutamakan bahasa dan kebudayaan milik mereka sendiri yang telah diturunkan bergenerasi-generasi
dan bisa menyandingkannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi barat.
Asal jangan seperti Jerman di masa
Perang Dunia Ke-2 yang terlalu bangga akan bangsanya sehingga dihancurkan oleh pemenang perang.
10 jam yang lalu · Suka · 1 · Sunting

Molana Yusditira Bagaskara
ayo semuanya pd optimis donk kalau bhs indonesia bs jd bhs international dgn mencintai, selalu menggunakan bhs indonesia & tidak merusak bhs indonesia, tp gak ada salahnya jg kita mempelajari bhs lainnya.. :) Selain itu
kita jg bs mengenalkan & mempopulerkan nama indonesia di kancah dunia dgn "prestasi". Dgn begitu secara otomatis banyak negara menyegani indonesia serta mempelajari banyak hal tentang indonesia termasuk bahasanya. Tidak ada kata "tidak mungkin" jika kita mau berusaha, tuhan tidak tidur, tuhan selalu mendengar & memantau semua usaha para hambanya. kan enak kalo bhs kita jd bhs dunia :D
NUHUN...
6 jam yang lalu · Suka

Sodikin Gross
Sami-sami kang Molana Yusditira Bagaskara
4 jam yang lalu · Suka · Sunting

Molana Yusditira Bagaskara
:)
4 jam yang lalu · Suka

Ahmad Bhumi Nalaputra
Jangan patah semangat. 100 tahun yang lalu di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), ide bahwa ada bahasa nasional yang bisa dituturkan oleh semua penduduk dari sabang sampai merauke adalah ide yang konyol. Nyatanya sekarang?
2 jam yang lalu · Telah disunting · Suka · 1

Sodikin Gross
Tetapi jangan sampai terwujudnya ide tersebut menghilangkan identitas bangsa Indonesia yang sesungguhnya: Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu jua. Jangan sampai akar
budaya daerah (terutama bahasanya) hilang. Kekayaan kita berasal dari perbedaan suku bangsa dalam satu wadah besar bangsa Indonesia.
Baru saja · Suka · Sunting

13  Januari  2013 23:45

Sabtu, 12 Januari 2013

Citations from The Hunger Games: Mockingjay by Suzanne Collins

"What am I going to do? Is there any point in doing anything at all?" ~ Mockingjay: The Ashes chapter 1 page 8 by Suzanne Collins.
"The question is, what are you going to do?" Mockingjay: The Ashes chapter 2 page 21 by Suzanne Collins
"People of Panem, we fight, we dare, we end our hunger for justice! And that, my friends, is how a revolution dies." Mockingjay page 47
"We're going to have to work together again. So, go ahead. Just say it." Mockingjay: The Ashes chapter 6 page 50 by Suzanne Collins
"Frankly, our ancestors don't seem much to brag about. I mean, look at the state they left us in, with the wars and the broken planet. Clearly, they didn't care about what would happen to the people who came after them. But this republic idea sounds like an improvement over our current government." Suzanne Collins' Mockingjay: The Ashes chapter 6 p. 55
"You're alive, then. We weren't sure." Am I wrong or is there a note of accusation in her voice? I'm still not sure myself," I answer. Mockingjay: The Ashes chapter 7 page 57

Senin, 07 Januari 2013

#Ulasan Friedrich Nietzsche dan Nihilisme Kematian Tuhan dalam Zarathustra

Friedrich Nietzsche
Dikutip dari Wikipedia pada 26 Desember 2012 pukul 20:17 dengan Perubahan
Gambar Friedrich Nietzsche di Basel,1875.

Friedrich Wilhelm Nietzsche (kelahiran Röcken dekat Lützen, 15 Oktober 1844 – meninggal di Weimar, 25 Agustus 1900 pada usia 55 tahun) adalah seorang filsuf asal Jerman juga seorang ahli ilmu filologi (ilmu yang berhubungan dengan penelitian teks-teks kuno). Ia merupakan salah seorang tokoh pertama eksistensialisme modern yang ateistis.
Nietzsche dilahirkan di kota Röcken, di wilayah Sachsen.Orang tuanya adalah pendeta Lutheran Karl Ludwig Nietzsche (1813 -1849) dan istrinya Franziska, dengan nama lajang Öhler (1826 -1897). Namanya diberikan untuk menghormati kaisar Prusia Friedrich Wilhelm IV yang memiliki tanggal lahir yang sama.
Adik perempuannya Elizabeth lahir pada 1846. Setelah kematian ayahnya pada 1849 dan adik laki-lakinya Ludwig Joseph (1848 -1850), keluarga ini pindah ke Naumburg dekat Saale.
Filosofi
Filsafat Nietzsche adalah cara memandang 'kebenaran' dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme. Nietzsche dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" (dalam Zarathustra). Ia melemparkan provokasi dan kritikan terhadap kebudayaan Barat di zamannya dengan melakukan peninjauan ulang semua nilai dan tradisi/ Umwertung aller Werten) yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan (keduanya mengacu kepada paradigma kehidupan setelah kematian,  menurutnya anti dan pesimis terhadap kehidupan). Walaupun demikian dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah kematian tersebut, lantas filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme. Justru sebaliknya malah menjadi sebuah filosofi yang berusaha menaklukan nihilisme (Überwindung der Nihilismus) dengan mencintai utuh kehidupan (Lebensbejahung), dan memposisikan manusia sebagai manusia purna/unggul (Übermensch) dengan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht).
Selain itu Nietzsche dikenal sebagai filsuf seniman (Künstlerphilosoph) yang banyak mengilhami pelukis modern Eropa di awal abad ke-20, seperti Franz Marc, Francis Bacon, dan Giorgio de Chirico, juga para penulis seperti Robert Musil, dan Thomas Mann.
Menurut Nietzsche kegiatan seni adalah kegiatan metafisik yang mampu mentransformasikan tragedi hidup.
Karya-karya Nietszche yang terpenting adalah:
1872: Die Geburt der Tragödie (Kelahiran tragedi)
1873 — 1876: Unzeitgemässe Betrachtungen (Pandangan non-kontemporer)
1878 — 1880: Menschliches, Allzumenschliches (Manusiawi, terlalu manusiawi)
1881: Morgenröthe (Merahnya pagi)
1882: Die fröhliche Wissenschaft (Ilmu yang gembira)
1883 — 1885: Also sprach Zarathustra (Maka berbicaralah Zarathustra)
1886: Jenseits von Gut und Böse (Melampaui kebajikan dan kejahatan)
1887: Zur Genealogie der Moral (Mengenai silsilah moral)
1888: Der Fall Wagner (Hal perihal Wagner)
1889: Götzen-Dämmerung (Menutupi berhala)
1889: Der Antichrist (Sang Antikristus)
1889: Ecce Homo (Lihat sang Manusia)
1889: Dionysos-Dithyramben
1889: Nietzsche contra Wagner
Catatan
Catatan 1: Nihilisme di sini juga dipahami sebagai 'kedatangan kekal yang sama (atau dalam terminologi Nietzsche: 'die Ewige Wiederkehr des Gleichen') yang merupakan siklus berulang-ulang dalam kehidupan tanpa makna berarti di baliknya seperti datang dan perginya kegembiraan, duka, harapan, kenikmatan, kesakitan, ke-khilafan, dan seterusnya. Selain Nihilisme, Nietzsche juga mengulas mengenai Vitalitas, dan anti establist.

Ulasan Buku Nietzsche: Zarathustra

Zarathustra merupakan satu dari sekian banyak buku yang ditulis oleh Friedrich Nietzsche yang mendokumentasikan pemikiran sang filsuf. Zarathustra adalah judul terjemahan edisi bahasa Indonesia terbitan tahun 2000 dari buku Nietzshe terbitan Januari 1883 berjudul "Also Sprach Zarathustra" (diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "Thus Spoke Zarathustra"). Edisi bahasa Indonesia diterjemahkan oleh trio H. B. Jassin, Ari Wijaya, dan Hartono Hadikusumo dan diterbitkan oleh Yayasan Bentang Indonesia, penerbit yang kemudian menerbitkan seri Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Buku dengan ketebalan 572 halaman tersebut merupakan buku bacaan yang berat, tidak semua orang akan suka membacanya. Saya pun tidak sampai selesai membaca buku tersebut.
Buku yang memuat sebuah pengantar sebanyak 44 halaman ini dibagi menjadi 4 bagian utama. Buku ini benar-benar seperti sebuah buku biografi Zarathustra, seseorang yang banyak dipercaya adalah nabi agama Zoroasterisme (agama penyembah api/Majusi yang berkembang di Persia kuno). Dia mengajarkan murid-muridnya tentang filsafat, kehidupan dunia dan kehidupan gaib (roh). Buku ini ditulis seperti buku kumpulan puisi, fragmen drama, dan monolog (teks pidato atau khotbah). Dari buku yang berat ini kita bisa tahu beberapa (banyak) hal mengenai filsafat yang diyakini Zietsche. Menurut Robert John Hollingdale (yang bertindak sebagai penulis kata pengantar edisi buku ini yang diambil dan diterjemahkan dari edisi bahasa Inggris Zarahustra) buku ini merupakan letusan kata-kata, metafora, figurasi, dan permainan kata yang mengesankan adanya letusan permainan yang jelas hendak ditinggalkan Nietzsche demi memberikan jalan bagi Zarathustra. Dan lagi, menurutnya buku ini adalah buku besar yang ganjil sehingga perlu ditemukan mengapa letusan ini diperlukan dengan demikian bisa dimengerti dengan lebih baik apa maksud di balik itu.
Nietzsche adalah sebentuk diri yang berpikir sehingga dikotomi antara berpikir dan merasakan, intelek dan gairah, benar-benar pudar.
Bagian pertama dari buku ini bercerita mengenai Zarathustra yang turun gunung dan mencoba mengkhotbahkan dan mengajari manusia untuk percaya bahwa Tuhan telah mati. Bagian pertama juga banyak bercerita atau mengajarkan perihal manusia unggul (manusia purwa, ideal) dan anggapan bahwa "manusia harus ditaklukkan."
Bagian kedua lebih beragam isi pembahasannya dan di bagian ini sang tokoh utama menjadi sangat dramatis. Namun masih tetap berkaitan dengan bagian pertama di mana di sini terdapat rangkuman mengenai wacana "Tuhan telah mati" (bab 2). Di akhir bagian ke-dua ini Zarathustra kemudian meninggalkan murid-muridnya sebagai konsekuensi dari "mimpi buruk kedua yang merampok kepercayaan diri bahkan nyaris pula pengendalian dirinya." Diceritakan bahwa Zarathustra jatuh dalam suasana kemurungan yang amat menonjol yang sebenarnya begitulah sifatnya dari awal, namun kali ini untuk selamanya.
Kemudian di bagian ketiga buku ini, Zarathustra yang telah meninggalkan murid-muridnya lebih banyak beebicara kepada diri sendiri. Dan masih kental dengan tema "Tuhan telah mati dan manusia unggulan" yang mana merupakan tema pokok buku ini.
Bagian keempat dan merupakan bagian terakhir buku ini berkisah seputar keinsafan orang-orang alim yang mendatangi Zarathustra dan insaf akan ketidaksempurnaan mereka. Dan Zarathustra mendapat panggilan untuk menjelajahi dunia kembali dan selanjutnya menugmpulkan sejumlah besar pengikut, kepada siapa ia berkhotbah pesannya yang kini jadi unggul itu lalu sang Nabi akhirnya meninggal. Sebenarnya bagian keempat ini merupakan bagian pertama dari tiga bagian terakhir Zarathustra yang ditulis selama satu tahun, 1884-1885 dan diterbitkan secara lengkap tahun 1892. Yang kemudian dua bagian lainnya tidak pernah diterbitkan.
Mari kita perhatikan kutipan paragraf terakhir dari pendahuluan buku Zarathustra yang merupakan pendapat R. J. Hollingdale
"Secara stilistik, Bagian Keempat cukup berbeda dari bagian-bagian lebih awal dan lebih rendah atas inspirasinya. Para 'manusia yang lebih tinggi' sekaligus merupakan tipe manusia maupuj peibadi tertentu. Sang nabi yang pemurung adalah Schopenhauer. Kedua raja adalah sembarang raja. Sang Manusia dengan semangat berkesadaran barangkali adalah Darwin, meskipun sembarang ilmuwanspesialis bisa cocok. Si tukang sihir adalah Wagner (syair-syair si tukang sihir memparodikan gaya poetik Wagner yang belakangan). Paus yang terakhir tidak diketahui. Si buruk rupa dan bayangannya adalah representasi dari si ateis dan pemikir bebas. Si peminta-minta sukarela, barangkali adalah Buddha atau Tolstoy. Perulangan abadi tetap di latar belakang, tapi pada kesimpulan ia muncul, menerima penegasan, afirmasi, dengar suara jelas dan eksak."

Kamis, 03 Januari 2013

Tuhan

2 Januari 2013

tak perlu menjadi Tuhan
untuk tahu pkiran-Nya
karena tak mungkin juga
percuma, tak akan ada yang bisa

Tapi hanya ada satu Tuhan
Dia mencipta manusia
Dia memberi harta serta kasih sayang
memberi raga dan jiwa
juga agama

Tuhan memang satu
Hanya manusia menganggap lebih
manusia ini ber-Tuhan yang ini
yang satu itu berlainan
manusia yang mau

Tuhan
tak mungkin manusia tahu siapa Dia
tak harus jadi diri-Nya
untuk tahu pikiran-Nya
jadilah saja makhluk yang baik

Surga pun neraka
tak boleh dilihat sebagai ancaman
ataupun rayuan
Tuhan tak begitu
Dialah Maha Penyayang

Tuhan diakui dalam agama
dan biarkanlah mereka yang tak punya
toh mereka masihlah ciptaan-Nya
dan pasti kita pulang kepada-Nya

Rabu, 02 Januari 2013

Riwayat Kebahasaan

(1) #Otak saya telah terbiasa untuk berpikir dalam 3 bahasa berbeda. #Bahasa ke-4 dan ke-5 yang saya pelajari belum terkuasai.

(2) #Bahasa ke-1 Sunda ke-2 Indonesia ke-3 Inggris ke-4 Arab ke-5 Jerman ke-5 Prancis Bahasa2 yang baru saya kenal Korea, Turki, Spanyol ...

(3) Bahasa Sunda adalah bahasa ibu saya dan Bahasa Indonesia hampir berbarengan pengenalannya. Bahasa Inggris saya pelajari ketika SMP.

(4) Tayangan televisi otomatis mengenalkan saya kepada bahasa Inggris. Bahasa Sunda dikenalkan oleh keluarga segeea setelah saya dilahirkan.

(5) Bahasa Arab sebenarnya telah dikenalkan oleh orang tua sesaat setelah saya dilahirkan. Ayah mengumandangkan azan dan iqamat di telinga.

(6) Bahasa Indonesia dipelajari di SD lebih intens daripada bahasa Sunda. Bahasa Arab di sekolah mengaji dan SMA. Bahasa Inggris di SMP.

(7) Bahasa Jerman dan Prancis di Universitas (formal). Bahasa Turki baru-baru ini melalui seorang teman. Bahasa Korea dari tayangan drama.

(8) Dan tiga bahasa (Sunda, Indonesia, Inggris) menjadi bahasa utama dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari saya.