Rabu, 31 Juli 2013

Keluhan Anak Alay dan Jawaban Allah SWT

Ketika aanak-anak Alay Mengeluh di wall FB, dan Allah menepisnya di dalam Al Qur'an.
Alay mengeluh: “Berat banget beban gw, gak sanggup rasanya,, aaarrrgghhh…!!!”
Allah Berfirman: “AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Alay mengeluh: “Ah,.. gue cuma orang biasa, mana mungkin bisa.....?”
Allah Berfirman: “Jika AKU menghendaki, cukup Kuberkata “Jadi”, maka jadilah." (QS. Yaasiin ; 82)
Alay mengeluh: “Capek banget gw....”
Allah Berfirman: “...dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An-Naba:9)
Alay mengeluh: “Stressss nih.... Pusing...!”
Allah Berfirman: “Hanya dengan mengingatku hati akan menjadi tenang”. (QS. Ar-Ro’d :28)
Alay mengeluh: “Yaaaahh... ini mah semua bakal sia-sia..”
Allah Berfirman: ”Siapa yang mengerjakan kebaikansebesar biji dzarah sekalipun, niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al-Zalzalah: 7)
Alay mengeluh: “Gile aje...gw sendirian...gak ada seorangpun yang mau bantuin...pada sendiri2 woy”
Allah Berfirman: “Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan untukmu.” (QS. Al-Mukmin:60)
Alay mengeluh: “Duh...sedih banget deh gw...hikks”
Allah Berfirman : “La Tahzan, Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS.At-Taubah :40)
Jadi Masih ada yg mau mengeluh di FB? BBM? dan didepan orang-orang dibandingkan di depan-Nya?

Sabtu, 27 Juli 2013

Tips dan Trik Mengatasi Trik Pungli Tilang Polisi

Oleh: Eko Frogy
Penting untuk teman-teman ketahui
TRIK KETIKA DITILANG POLISI!
Harap Dibagikan ke teman-teman yang laiin karena sangat bermanfaat!!
Beberapa waktu yang lalu sekembalinya berbelanja saya sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan menarik ketika sopir taksi hendak ditilang oleh polisi. Dialog antara polisi dan sopir taksi seperti ini.
Polisi (P): Selamat siang mas, bisa lihat SIM dan STNK?
Sopir (Sop): Baik Pak…
P: Mas tau..kesalahannya apa?
Sop: Gak pak
P: Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yg memang gak standar sambil lalu menulis dengan sigap di buku tilang).
Sop: Pak jangan ditilang deh…plat aslinya udah gak tau kemana. Kalo ada pasti saya pasang.
P: Sudah saya tilang saja. Banyak mobil curian sekarang (dengan nada keras)!
Sop: (Dengan nada keras juga) Kok gitu! taksi saya kan ada STNK nya pak, ini kan bukan mobil curian!
P: Kamu itu kalo di bilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas) kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH).
Sop: Maaf pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya. Saya mau yg warna BIRU aja
P: Hey! (Dengan nada tinggi) kamu tahu gak sudah 10 hari ini form biru itu gak berlaku!
Sop: Sejak kapan pak form BIRU surat tilang gak berlaku?
P: Inikan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU. Dulu kamu bisa minta form BIRU tapi sekarang ini kamu gak bisa. Kalo kamu gak kamu ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)
Sop: Baik pak, kita ke komandan bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi)
Dalam hati saya: berani betul sopir taksi ini.
P: (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas!?
Sop: Siapa yg melawan!? Saya kan cuman minta form BIRU. Bapak kan yang gak mau ngasih!
P: Kamu jangan macam-macam yah… saya bisa kenakan pasal melawan petugas!
Sop: Saya gak melawan!? Kenapa bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja pak saya foto bapak aja deh kan bapak yg bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP)
Wah wah hebat betul nih sopir berani,cerdas dan trendy terbukti dia mengeluarkan hpnya yang ada berkamera.
P: Hey! Kamu bukan wartawankan! ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu)
Kemudian si sopir taksi itupun mengejar itu polisi dan sudah siap melepaskan “shoot pertama” (tiba-tiba dihalau oleh seorang
anggota polisi lagi).
P2: Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu
Sop: Si bapak itu yg bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yg menilangnya)
lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi, ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yg menghalau tadi menghampiri si sopir taksi
P2: Mas mana surat tilang yang merah nya? (sambil meminta)
Sop: Gak sama saya pak. Masih sama temen bapak tuh (polisi ke 2 memanggil polisi yang menilang)
P: Sini tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal) Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp.30.600 sambil berkata “nih kamu bayar sekarang ke BRI … lalu
kamu ambil lagi SIM kamu disini, saya tunggu”.
S: (Yes!!) Ok pak …gitu dong kalo gini dari tadi kan enak.
Kemudian si sopir taksi segera menjalnkan kembali taksinya sambil berkata pada saya, “Pak .. maaf kita ke ATM sebentar ya mau transfer uang tilang."
Saya berkata, "ya silakan."
Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata, “Hatiku senang banget pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu.”
“Untung saya paham macam-macam surat tilang.”
Tambahnya, “Pak kalo ditilang kita berhak minta form Biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI…. Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum!”
Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut:
SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat. Itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang, Dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai tilang. Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat, disinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang.
SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah norek Bank BUMN). Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk di tukar dengan SIM/STNK kita di kapolsek terdekat dimana kita ditilang.
You know what!? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50ribu! dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA
SILAHKAN DIBAGIKAN...

Selasa, 23 Juli 2013

#Kutipan Penasaran

"Namun, rasa penasaran adalah dorongan manusia yang kuat -agak di bawah seks dan keserakahan, memang, tapi jauh di atas altruisme- dan aku memang benar-benar penasaran." The Ghost Writer halaman 162

Senin, 22 Juli 2013

#Cerpen: Putih

Aku punya seorang teman yang sangat akrab sekali denganku. Kami seumuran dan banyak orang yang menyangka kami berdua adalah sepasang saudara kembar. Tidak terlalu mirip dalam hal wajah tetapi ada begitu banyak kesamaan fisik diantara kami berdua. Tidak heran karena apa yang dia suka aku pasti suka. Yang tidak kami suka pun sama juga. Aku tahu bahwa kami tak begitu suka olahraga. Baju yang kami punya pun tak akan berbeda. T-shirt dan jaket maupun jeans sebisa mungkin sama. Gaya rambut kami pun sama. Ketika salah satu dari kami bergaya spike maka, yang lain ikut-ikutan. Dan begitu pun makanan serta minuman favoit kami. Aku suka cendol dia pun juga. Dia suka martabak manis, aku pun begitu.
Semua itu terjadi tak lain karena keluarga kami sudah dekat satu sama lain. Tetapi aku menganggapnya sebagai kakak kandungku. Kami selalu bermain bersama, berangkat dan pulang sekolah bersama, dan kami berdua selalu duduk sebangku. Kuliah pun kami bersama. Ya, kami menempuh pendidikan di jurusan yang sama. Maka, lengkaplah kekembaran kami ini. Aku berpikir bahwa aku ada untuknya dan dia ada hanya untukku. Terlalu obsesif, pikirku.
Tetapi belakangan ini menurutku sikapnya menjadi semakin aneh dan mengherankan. Apa sebab? Ah, dia semakin menjadi orang yang beraliran "putih". Meskipun iya aku juga senang dengan warna itu tetapi, saat ini kegemarannya dengan segala hal yang berwarna putih semakin menjadi. Baju dan celana berwarna putih atau setidaknya mendekati itu, lalu kaos kaki lalu sepatu. Gadget pun tak ketinggalan. Dompet. Jam tangan. Tas punggung pun. Aduh jaket juga. Pernah suatu saat aku berkata padanya: "Kenapa kamu ini? Segalanya serba putih. Kau mau mati secepatnya ya?" Tanyaku dengan nada bercanda. Tetapi jawaban yang ia lontarkan tak main-main sungguh.
Ia hanya diam. Memasang mimik muka serius dan pucat. Seingatku, seseorang yang bisa membentuk mimik muka seperti itu hanyalah Robert Patinson ketika ia berperan sebagai Edward Cullen, seorang vampir di film Twilight awal. Dia serius dan itu hanya akan membuatku takut dan khawatir membuatku menyesal. Aku menyesal sekarang.
Menit berikutnya dia berkata lirih: "Ketika aku mati memang yang akan kukenakan adalah kain kafan berwarna putih." Itu saja. Dan jujur, perkataannya membuatku bergidik dan bulu kudukku benar-benar berdiri sekarang. Dia lalu berdiri dan pergi. Aku hanya duduk saja diam sampai hanya rambut hitamnya saja yang terakhir kali kulihat ketika dia berbelok di gang antara gedung perpustakaan dan aula.

Menulis Buku

"Buku yang belum ditulis merupakan semesta menggairahkan dengan kemungkinan tak terbatas. Namun, begitu satu kata diletakkan, segera saja segalanya tertambat ke bumi. Begitu satu kalimat disertakan, seketika ia sudah menjadi satu dari banyak buku terkutuk yang pernah ditulis. Meski demikian, hal-hal yang terbaik tidak boleh menghalangi munculnya apa pun yang cukup bagus. Bila kejeniusan tidak ada, keterampilan selalu mengambil alih. Orang setidaknya bisa mencoba menulis sesuatu yang merenggut perhatian pembaca -- yang akan mendorong mereka, setelah membaca paragraf pertama, untuk melihat paragraf kedua, kemudian yang ketiga."
The Ghost Writer karya Robert Harris halaman 151-152

Kamis, 18 Juli 2013

Apakah Beasiswa Kita Menganut Sistem Kapitalis? Tidak!

Oleh Zenyartha Imagemoslem
Sebagai tanggapan tulisan Apakah Beasiswa Kita Menganut Sistem Kapitalis? oleh Ridha Anshari Jiwa

Menurut penulis sih, bukan masalah pinter dan tidak mampunya tetapi kesungguhannya. Buktinya dengan diterapkannya sistem pemberian beasiswa kepada orang-orang yang tidak mampu secara ekonomi tetapi pintar, kita sebagai penerima jadi terus semangat kuliah dan belajar karena tidak mau beasiswa itu dicabut. Beberapa rekan kita beasiswanya dicabut karena mereka ada yang menjadi malas-malasan kuliah karena mendapatkan beasiswa. Kalau sistem seperti itu merupakan sistem kapitalis seharusnya setelah lulus kita langsung ditarik kerja oleh donatur. Sementara kita tak terikat kontrak apa-apa kan selain selesaikan kulia tepat waktu dan tidak menikah selma kuliah?

Kelayakan Karya Sastra

Karya Sastra tidak layak dibuat karena adanya tekanan oleh pihak tertentu dan karena keinginan pribadi penguasa di zaman itu. Karya Sastra layaknya dibuat sebagai reaksi terhadap keadaan masyarakat saat karya tersebut dibuat dan membawa pengaruh pada zamannya.

Rabu, 17 Juli 2013

Apakah Beasiswa Kita Menganut Sistem Kapitalis?

Oleh Ridha Ansari Jiwa (@ridhajiwa)

Sebagaimana kita tahu bahwa dewasa ini ada banyak pihak, swasta maupun pemerintah, menawarkan beasiswa kepada siswa dan mahasiswa. Hal ini tentu disambut positif oleh berbagai pihak yang berkepentingan, karena ini akan meningkatkan kesempatan belajar. Tetapi coba perhatikan dan telaah: ada sesuatu yang "janggal" dalam sistem beasiswa ini.
Apakah itu? Yaitu, sang penerima beasiswa haruslah dari kalangan yang tidak mampu dan berprestasi, atau orang yang berprestasi.
Apakah hal ini tidak aneh?
Sekilas memang tidak terlihat aneh. Wajar jika sang pemberi mengharapkan orang yang terbaik menjadi penerima beasiswa yang diberikannya. Akan tetapi, tidakkah kita sadar bahwa ini adalah salah satu produk kapitalis? Iya, KAPITALIS. Penulis beranggapan bahwasanya hal ini hanya akan memintarkan orang yang telah pintar, melebihkan orang yang telah lebih tentunya tak jauh dari kapitalisme.
Bagaimana dengan orang yang tak mampu dan tidak pintar? Apakah mereka tidak berhak untuk mendapatkan pendidikan? Tentu saja. Mereka yang tidak mampu dan tidak pintar akan selamanya terjebak dalam kebodohan dikarenakan tidak mendapat kesempatan belajar. Apakah ini tujuan pendidikan kita? Absolutely tidak akan ada yang ingin ini terjadi.
"Pendidikan bukanlah hanya milik orang kaya", begitu kata orang-orang dewasa ini. Bagaimana kalau kita ubah pemikiran kita menjadi seperti ini: "Pendidikan itu adalah bukan hanya milik orang kaya dan pintar melainkan mereka yang memang kekurangan baik harta ataupun intelektual". Karena itulah hakikat dari pendidikan kita.
Memang tidaklah salah jikalau di era sekarang banyak pihak yang menawarkan beasiswa dan bantuan kepada orang pintar dan tidak mampu. Tetapi, ingatlah lagi bahwa ini adalah pendidikan yang merupakan salah satu tujuan negara kita. Jangan sampai sistem pemberian beasiswa dan bantuan ini pun terkapitalisasi zaman! Ya, pada akhirnya kita hanya bisa berharap kasus kapitalisasi ini segera diselesaikan dan kembali kepada hakikat pendidikan. Amin.

* Catatan Penulis:
Walaupun tulisan ini tidak ada yang mengindahkan karena penulis bukanlah siapa-siapa, setidaknya sebagai orang yang belajar tidak boleh berdiam diri. Tidak mengangguk-anggukan kepala mengiyakan apa yang terjadi. Karena tidak bisa dipungkiri, suara kita tidaklah akan didengar kalau kita tidak berkuasa ataupun kita tidak terkenal dan berpengaruh. Sebagaimana mahasiswa yang bukan aktivis dan pintar, hanya melalui tulisanlah penulis mencobanya.

Fire and Ice

Some say the world will end in fire,
some say in ice.
From what I`ve tasted of desire
I hold with those who favor fire.
But if I had to perish twice,
I think I know enough of hate
To say that for destruction ice
Is also great
And would suffice.

Robert Frost

Terjemahan Bebas:

Air dan Api

Ada yang bilang bumi akan binasa karena api
Ada yang bilang oleh es
Dari nafsu yang kurasakan
Aku berpihak kepada yang bisa memadamkan api
Andai kuharus mati dua kali
Kurasa kutahu banyak soal rasa benci
Kukira kehancuran karena es
Hebat juga
Dan memuaskan