Jumat, 30 Agustus 2013

#Curhat: Cukup Tahu Saja Kalau ... (Epic Failed)

30 Agustus 2013 17:20

... Dulu saat saya masih SD hingga tamat SMP, waktu saya sebagian besar dihabiskan de ngan membaca buku. Ketika itu saya belum punya gawai apapun. Saat SMA saya depresi berat dan mengalami stres yang dampaknya masih terasa sampai sekarang karena saya tidak terbiasa hidup di bawah tekanan apapun sebelumnya. Keinginan saya untuk bunuh diri begitu besar. Akhirnya selama tiga tahun terakhir, waktu yang saya punya dihabiskan untuk bermain dengan handphone. Saya merasa menjadi orang paling bodoh di dunia. Lalu, siapa yang harus bertanggung jawab?

31 Agustus 2013
... Saya dilahirkan dari keluarga petani tetapi tidak bisa bertani. Saya tinggal di desa tetapi cara hidup saya tidak seperti orang desa. Saya bukan orang kota tetapi merasa seperti itu. Epic failed! Saya tidak biasa ngarit (mencari rumpur untuk ternak), ngangon (menggembalakan ternak), ngala suluh (mencari kayu bakar), narokan suluh (membelah kayu), mesék kalapa (mengupas kelapa) ... Epic failed! Saya tidak bergaul dengan tetangga. (Poor!) Saya tidak bisa ini tidak bisa itu. (Memalukan!) Singkatnya, saya tidak menguasai apapun ilmu kecakapan hidup. Kasihan saya!

Kamis, 29 Agustus 2013

#Puisi: Setetes Minyak

Kutegaskan kembali
siapa diriku
Siapa aku

Jika ada sebejana air
Aku akan hanya menjadi
Setetes minyak
Yang tiba-tiba jatuh
Menetes tapi
Tak bercampur
Takkan pernah bercampur
Dengan air manapun

Begitulah aku
Setetes minyak dalam
Bejana penuh air

Selasa, 13 Agustus 2013

#Esai Kekeliruan Penggunaan Istilah "Sinopsis" oleh Situs dan Blog Drama Korea

Ini adalah kritikan saya kepada para pemilik situs/blog "sinopsis" drama korea. Sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya saya merasa berkewajiban meluruskan perkara ini: para pemilik/admin blog dan situs drama korea tidak tepat menggunakan istilah "sinopsis" pada saat menuliskan alur cerita secara detail sebuah/keseluruhan episode suatu drama korea. Karena menurut KBBI
"si·nop·sis n ikhtisar karangan yg biasanya diterbitkan bersama-sama dng karangan asli yg menjadi dasar sinopsis itu; ringkasan; abstraksi."
Jadi di dalam situs/blog drama korea tidak sama sekali disajikan sinopsis drama melainkan alur cerita drama yang dimaksud. Harap dipahami dengan baik supaya kekeliruan ini tidak berlanjut ke depannya. Terima kasih. :D

Kamis, 08 Agustus 2013

Apa Yang Harus Diucapkan Kala Ramadhan Berakhir?

Redaksi www.eramuslim.com – Rabu, 30 Ramadhan 1434 H | 7 Agustus 2013 16:12 WIB
Seringkali umat Islam di Indonesia kala lebaran tiba dan telah berpuasa dalam sebulan penuh di bulan Ramadhan, mengucapkan:
"Taqaballahu Minaa wa Minkum Syiyamana wa shiyamakum Minal a’idin wal faidzin Mohon maaf lahir dan batin" tanpa mengetahui makna yang terkandung didalamnya, bahkan seringkali di antara mereka ucapan ucapan tersebut dikaitkan dengan saling mengucapkan maaf antara mereka, walaupun tidak salah untuk saling memaafkan, tetapi tidaklah harus hanya di akhir Ramadhan dilakukannya, meminta maaf dapat setiap saat dilakukan.
Adapun ucapan "Taqaballahu Minaa wa
minkum  Shiyamana wa shiyamakum" berarti semoga Allah mengabulkan (amalan) dari kami dan anda, puasa kami dan puasa anda.
Sedangkan lafadz minal a’idin wal faidzin sebenarnya adalah doa yang belum lengkap, artinya janggal bila hanya itu yang diucapkan , kalimat itu berarti: termasuk orang yang kembali dan menang.
Doa itu seharusnya ada kalimat tambahan di depannya, walau masyarakat kita kurang mengenal kalimat tambahan itu. Adapun doa lengkapnya Ja’alanallahu minal a’idin wal faidzin, yang memiliki arti: semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang kembali dan orang yang menang.
Dan uniknya lagi buat masyarakat Indonesia , sering kali terjadi salah pemahaman, dikiranya kalimat itu merupakan ungkapan mohon maaf lahir dan batin.
Padahal tidak sama sekali, itu adalah doa dan tidak ada kaitannya dengan saling memaafkan.
Lafadz taqabbalallahu minna wa minkum merupakan lafadz doa yang intinya kita saling berdoa agar semua amal kita diterima Allah SWT. Lafadz doa ini adalah lafadz yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ketika kita selesai melewati Ramadhan.
Jadi yang diajarkan dalam Islam setelah Ramadhan berakhir sebenarnya bukan bermaaf-maafan seperti yang selama ini dilakukan oleh kebanyakan bangsa Indonesia. Tetapi yang lebih ditekankan adalah tahni’ah yaitu ucapan selamat serta doa agar amal dikabulkan.
Meski tidak diajarkan atau diperintahkan secara khusus, namun bermaaf-maafan dan silaturrahim di hari Idul Fithri juga tidak terlarang, boleh-boleh saja dan merupakan ‘urf (kebiasaan) yang baik.
Di luar Indonesia, belum tentu ada budaya seperti ini, di mana semua orang sibuk untuk saling mendatangi sekedar bisa berziarah dan silaturrahim, lalu masing-masing saling meminta maaf. Sungguh sebuah tradisi yang baik dan sejalan dengan syariah Islam.
Meski terkadang ada juga bentuk-bentuk yang kurang sejalan dengan Islam, misalnya membakar petasan di lingkungan pemukiman. Tentunya sangat mengganggu dan beresiko musibah kebakaran.
Termasuk juga yang tidak sejalan dengan tuntunan agama adalah bertakbir keliling kota naik truk sambil mengganggu ketertiban berlalu-lintas, apalagi sambil melempar mercon, campur baur laki dan perempuan dan tidak mengindahkan adab dan etika Islam.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makna "Minal Aidin" dan Ucapan yang Tepat untuk Salam Lebaran

Ketahuilah..
Arti Minal 'Aidin Wal Faizin bukanlah "Mohon Maaf Lahir dan Batin"
Terjemahan frase ini adalah: Dari orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Frase yang tidak termasuk do'a dan ungkapan permohonan maaf.
Dalam keseharian orang orang Arab, salam yang mereka ucapkan dihari raya adalah "Kullu aam wa antum bikhair" (Semoga kebaikan menyertaimu sepanjang tahun) atau sering juga terdengar kalimat "Taqabbalallahu minna waminkum"
Kalimat "Taqabbalallahu minna wa minkum" merupakan kalimat terbaik yang dicontohkan oleh Sahabat Rasulullah Saw. Kemudian ucapan ini ditambahkan oleh para sahabat dengan kata-kata: "Shiyamana wa Shiyamakum" yang artinya, "Puasaku dan puasamu".
Sehingga kalimat lengkapnya menjadi:"Taqabbalallahuminna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum"
Jadi, mulai sekarang mari kita biasakan mengganti ucapan "Minal 'Aidin Wal Faizin" dengan ucapan "Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum".
Referensi Hadis:
Jubair bin Nufair berkata: “Para sahabat Nabi Saw bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya:Taqabbalallahu minnaa wa minka (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”. (Al-Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari [2/446] j
Juga dalam 'Al Mahamiliyat' dengan Isnad yang Hasan) Muhammad bin Ziyad berkata: “Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi Saw, mereka bila kembali dari shalat Ied berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain: "Taqabbalallahu minnaa wa minka” (Ibnu Qudamah dalam “Al-Mughni” (2/259)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10200600412116311&id=1339719010&_mn_=9&_rdr#10200601822671574

Minggu, 04 Agustus 2013

Lyric: Not Kind of People ~ Garbage

We are not your kind of people.
You seem kind of phoney.
Everything's a lie.

We are not your kind of people.
Something in your makeup.
Don't see eye to eye.

We are not your kind of people.
Don't want to be like you.
Ever in our lives.

We are not your kind of people.
We fight when you start talking.
There's nothing but white noise

Ahhh.... Ahhh.... Ahhh.... Ahhh....

Running around trying to fit in,
Wanting to be loved.
It doesn't take much.
For someone to shut you down.

When you build a shell,
Build an army in your mind.
You can't sit still.
And you don't like hanging round the crowd.

They don't understand
You dropped by as I was sleeping.
You came to see the whole commotion.
And when I woke I started laughing.
The jokes on me for not believing.

We are not your kind of people.
Speak a different language.
We see through your lies.

We are not your kind of people.
Won't be cast as demons,
Creatures you despise.

We are extraordinary people.
We are extraordinary people.
We are extraordinary people.
We are extraordinary people.

Jumat, 02 Agustus 2013

#AsalUsul: Arti Kata Wado Menurut Sanghyang Siksa Kanda ng Karesian

Tulisan ini saya buat terutama karena didorong oleh rasa keingintahuan saya yang sangat besar yang terus-menerus saya pikirkan selama kurang lebih sebelas tahun belakangan ini. Waktu itu, ketika saya duduk di bangku SMP, guru mata pelajaran Geografi saya bercerita tentang asal muasal nama beberapa daerah di sekitar lingkungan sekolah. Contohnya yang saya masih sangat ingat adalah asal nama Buah Ngariung (pohon atau buah mangg yang berkumpul) adalah karena dulu di daerah itu banyak sekali pohon mangga dengan buah-buahnya yang sangat banyak dan lebat. Maka, dinamakanlah tempat itu sebagai desa Buah Ngariung. Kemudian nama desa tempat saya dan keluarga besar tinggal diambil dari nama tanaman sejenis umbi-umbian yang hidup di sungai. Nama umbi-umbian sejenis talas tersebut adalah kareo dan kemudian digunakan sebagai nama desa saya yaitu Cikareo (ci artinya air atau sungai, dan kareo) yang saat ini dipakai sebagai nama dua buah desa bertetangga hasil pemekaraan beberapa dasawarsa silam, Cikareo Utara (desa saya) dan Cikareo Utara. Lalu, mengenai nama desa dan kecamatan Wado, guru saya berkelakar bahwa nama itu adalah sebuah singkatan dari frasa "wadah doa". Untuk yang satu ini, akhirnya saya menemukan bukti lain bahwa nama tersebut berasal dari sesuatu yang sama sekali berbeda. Nama tersebut saya temukan tercantum dalam salah satu naskah sangat tua dari peradaban Sunda kuno. Nama tersebut terdapat dalam naskah berjudul "Sang Hyang Siksa Kanda ng Karesian (SSKK)". Berikut saya cuplik bagian yang menyebutkan kata atau nama "Wado":
Naskah SSKK Bait II
Nihan sinangguh dasaprebakti ngarannya. Anak bakti di bapa, ewe bakti di salaki, hulun bakti di pacandaan, sisya bakti di guru, wang tani bakti di wado, wado bakti di mantri, mantri bakti di nu nanganan, nu nanganan bakti di mangkubumi, mangkubumi bakti di ratu, ratu bakti di dewata, dewata bakti di hyang. Ya ta sinangguh dasaprebakti ngarannya.

Arti dalam bahasa Sunda Kiwari:
Ieu nu disebut dasaprebakti: Anak bakti di bapa, pamajikan bakti di salaki, rayat bakti ka dunungan, murid bakti ka guru, patani bakti ka wado, wado bakti ka mantra, mantra bakti di nu nanganan, nu nanganan bakti ka mangkubumi, mangkubumi bakti ka ratu, ratu bakti ka dewata, dewata bakti ka Hyang. Tah eta dasaprebakti ngarana.

Arti dalam bahasa Indonesia:
Inilah yang disebut sebagai dasaprebakti (sepuluh kebaktian?): anak berbakti kepada ayah/bapak, istri berbakti kepada suami, rakyat berbakti kepada majikan (tuan tanah), murid berbakti kepada guru, petani berbakti kepada wado, wado berbakti kepada mantra (mantri?), mantra (mantri?), berbakti kepada yang menangani (pemimpin?), yang menangani (pemimpin?) berbakti kepada mangkubumi, mangkubumi berbakti kepada ratu (raja), ratu (raja) berbakti kepada dewata, dewata berbakti kepada Hyang (Gusti Yang Maha Tinggi). Nah, itulah yang disebut dasaprebakti.

Dari naskah tersebut bisa diketahui bahwa dalam masyarakat Sunda pada zaman Kerajaan Padjadjaran dikenal kelas sosial sebagai berikut:
1. Rayat atau Rakyat biasa, rakyat kebanyakan;
2. Dunungan atau Majikan atau Pemilik/Tuan Tanah atau dalam pengertian yang lebih umum adalah orang-orang kaya yang mampu membayar orang lain untuk melakukan berbagai macam pekerjaan mulai dari pekerjaan rumah hingga bekerja di badan-badan usaha miliknya;
3. Guru seperti yang kita kenal saat ini;
4. Patani atau petani, yang bekerja mengolah sawah;
5. Wado, mungkin merupakan mandor yang mengkoordinir para patani pengelola tanah milik para tuan tanah atau negara, dan bertanggung jawab langsung kepada mantra;
6. Mantra, dalam naskah diketahui bahwa mantra berkedudukan lebih tinggi daripada wado, mungkin merupakan gelar atau sebutan para tuan tanah ketika itu, kemungkinan besar memiliki arti yang sama dengan mantri (orang-orang berkedudukan tinggi di akhir zaman penjajahan Belanda sampai Indonesia merdeka yang biasanya memiliki keahlian di bidang tertentu misalnya di bidang kesehatan dan bertindak sebagai dokter);
7. Nu nanganan, tidak diketahui secara pasti apa maksudnya, atau posisi seperti apa, tetapi bisa dijelaskan sebagai para bangsawan yang mampu memperkerjakan beberapa mantra untuk mengelola harta kekayaannya. Kemungkinan adalah abdi negara setingkat camat.
8. Mangkubhumi, untuk gelar ini lebih mudah dijelaskan maknanya karena masih dikenal selama zama Belanda, mangkubumi adalah Bupati suatu wilayah kabupaten, jadi mangkubhumi adalah bupati.
9. Ratu adalah gelar untuk raja laki-laki.
10. Dewata, atau dewa adalah makhluk-makhluk gaib suci penghuni kahyangan yang mengatur segala macam peristiwa di bumi;
11. Hyang adalah Tuhan yang memiliki kekuasaan tertinggi yang menciptakan bumi, seluruh alam semesta, dan manusia serta merupakan pemimpin para dewata.

#Naskah: Sanghyang Siksa Kanda ng Karesian

Senén, 1 Oktober 2012
Ku Fauzi Salaka II di SALAKANAGARA (Berkas)
Panganteur
Naskah Sunda kuno (1518 M) Sanghyang Siksa Kanda (ng) Karesian anu disuguhkeun ayeuna, ngahaja ditulis saayana, basa Sunda kuno ditema ku tarjamah bebas, basa Sunda kiwari, ngarah nu maca gampil mahamkeunana. Ieu naskah ngahaja dicutat sacerewelena hasil panalungtikan/tulisan Drs.Atja jeung Drs.Saleh Danasasmita (suwargi), dua inohong budayawan Sunda, ti Sundanologi (Lembaga Penelitian & Pengembangan Kebudayaan Sunda)ieu naskah digarap ku Proyek Pengembangan Permusiuman Jawa barat. Naskah aslina aya di Museum Pusat Jakarta.
Angka-angka romawi dina ieu naskah,nuduhkeun nomer lambar naskah asli ti I nepika XXX. Huruf ng ngahaja dipisahkeun nulisna, keur ngabedakeun kecap kandang jeung kanda + ng, anu dina basa Sunda hartina ge beda. Ieu naskah lontar teh kapanggih ti Kabuyutan-Bayongbong-Garut. Maksud disuguhkeun the ngarah Sunda entragan anyar apal kana karya sastra karuhun Sunda. Ieu naskah ditulis di jaman karajaan Pajajaran (1482-1579 M). Ngarah gampang ngabedakeun, naskah asli disalin make huruf condong,tarjamahna make huruf nangtung. Dur panjak:
I
Ndah nihan warahakna sang sadu,de sang mamet hayu. Hana Sanghyang Siksakanda ng karesian ngaranya,kayatnakna wong sakabeh.Nihan ujar Sang Sadu ngagelarkeun sanghyang siksakanda ng karesian: ini sanghyang dasa kreta kundangeun urang reya.
Asing nu rek nanjeurkeun sasanakreta, pakeuneun heubeul hirup, heubeul nyewana,jadiyan kuras, jadiyan tahun,deugdeug tanjeur jaya prang, nyewana nya uran reya.
Ini byakta sanghyang dasakreta ngaranya,kalangkang dasasila, mayamaya sanghyang dasamarga,kapretyaksaan dasaindriya, pakeun ngretakeun bumi Lambadi bumi tan parek.
Ini pakeun urang ngretakeun bumi lamba,caang jalan, panjang tajur, paka pridana, linyih pipir, caang buruan. Anggeus ma imah kaeusi,leuit kaeusi,paranje kaeusi, huma kaomean,sadapan karaksa, palana ta hurip, sowe waras nyewana sama wong (sa) rat. Sangkilang di
lamba, trena, taru lata galuma, hejo lembok tumuwuh sarba pala wowohan,dadina hujan landing tahun, tumuwuh daek, maka huripna urang reya. Inya eta sanghyang sasanakreta di lamba ngarana.
Ini Sanghyang dasakreta, nu dipajarkeun kalangkang sanghyang dasasila, ya mayamaya sanghyang dasamarga ta: Kapretyaksaan na dasaindriya, ini byakta: ceuli ulah barangdenge mo ma nu sieup didenge, kanana dora bancana,sangkan urang nemu mala, nu lunas papa naraka, Hengan lamun kapahayu ma, si nengguh utama si pangreungeu. Mata ulah barangdeuleu, mo ma nu sieup dideuleu,kenana dora bancana, sangkan urang nemu mala na lunas papa naraka, Hengan lamun kapahayu ma, sinengguh utama ning deuleu. Kulit ulah dipake gulangasehan, ku panas ku tiis, kenana dora bancana, sangkan urang nemu malana lunas papa naraka, Hengan lamuna kapahayu ma sinengguh utama bijilna ti letah. Irung ulah salah ambeu, kenana dora bancana, sangkan urang nemu mala, na lunas papa naraka, Hengan lamun kapahayu ma,sinengguh utama bijilna timirung.

Tah ieu nu diajarkeun ku Sang Budiman keur (maranehna)nu neangan kabagjaan. Aya nu disebut Sanghyang Siksakanda (ng) Karesian, nu kudu diperhatikeun ku sarerea.
Saha nu rek ngajegkeun sasanakreta, ngarah bisa lana hirup, lila unggul, ingoningon baranahan, subur pepelakan, salilana meunang dina perang, (sumberna) nyampak di jalma rea (rahayat).
Ieu kanyataan nu disebut sanghyang dasakreta,kalangkang dasasila,ngeunteungan sanghyang dasamarga, wujudna sanghyang dasaindriya,keur hirup di dunya nu lega.
Ieu keur urang ngabagjakeun dunya kahirupan,jalan lening, subur tutuwuhan, cukup sandang,beresih tukangeun imah, beresih buruan. Imah kaeusian, leuit pinuh, kandang hayam kaeusian, huma kaurus, sadapan kapiara,panjang umur, tetep sehat, (sumberna) aya di manusa sadunya. Ngalengkepan kahirupan; jukut, tatangkalan, rambat, rungkun hejo
subur, tumuwuhna rupaning bubuahan, loba hujan, tatangkalan jarangkung, sabab subur jadina: eta nu disebut sumber kabagjaan dina kahirupan.
Ieu Sanghyang dasakreta,nu disebut kalangkang
dasasila, eunteungna dasamarga, wujudna
dasaindriya.I eu kanyataanana; Ceuli ulah ngadenge nu teu pantes didenge, sabab jadi panto cilaka, nyababkeun urang cilaka kana dasar kanistaan naraka. Tapi mun pangdenge kapiara, urang bakal meunang kautamaan tina pangdenge. Panon ulah nempo naon-naon nu teu pantes ditempo, sabab jadi panto cilaka,nyababkeun urang kana dasar kanistaan naraka. Tapi mun panon kapiara urang bakal meunang kautamaan tina panenjo. Kulit ulah dijadikeun sumber kasusah, pedah ku panas jeung tiis, sabab jadi panto cilaka, nyababkeun urang kana dasar kanistaan naraka. Tapi mun kulit kapiara, urang bakal meunang kautamaan tina kulit. Letah ulah salah ucap, sabab jadi panto cilaka, nyababkeun urang kana dasar kanistaan naraka, tapi mun letah kapiara, bakal meunang kautamaan tina letah. Irung ulah saambeu-ambeuna, sabab jadi panto cilaka, nyababkeun urang kana dasar kanistaan naraka, tapi lamun irung kapiara urang bakal meunang kautamaan tina irung.
II
Sungut ulah barangcarek , kenana dora bancana na lunas papa naraka, Hengan lamun
kapahayu ma sinengguh utama bijilna tina sungut. Leungeun ulah barangcokot kenana dora bancana na lunas papa naraka, Hengan kapahayu ma sinengguh utama bijil ti leungeun. Suku ulah barangtincak, kenana dora bancana na lunas papa naraka, Hengan lamun kapahyu ma sinengguh utama bjilna ti suku.Payu ulah dipake keter, kenana dora bancana na lunas papa naraka, Hengan lamun kapahyu ma sinengguh utama bijilna ti payu. Baga purus ulah dipake kancoleh, kenana dora bancana na lunas papa naraka, Hengan lamun kapahayu ma sinengguh bijil ti baga lawan purusa. Ya ta sinangguh dasakreta ngaranna. Anggeus kapahayu ma dora sapuluh, rampes twah na urang reya;maka nguni twah sang dewaratu.
Nihan sinangguh dasaprebakti ngarannya. Anak bakti di bapa, ewe bakti di salaki, hulun bakti di pacandaan, sisya bakti di guru, wang tani bakti di wado, wado bakti di mantri, mantri bakti di nu nanganan, nu nanganan bakti di mangkubumi, mangkubumi bakti di ratu, ratu bakti di dewata, dewata bakti di hyang. Ya ta sinangguh dasaprebakti ngarannya.

Baham ulah salah ngomong, sabab jadi panto cilaka, kana dasar kanistaan naraka. Tapi lamun
baham kapiara, urang bakal meunang kautamaan tina baham. Leungeun ulah asal nyokot, jdi panto cilaka, nyababkeun urang kna dasar kanistaan naraka. Tapi lamun leungeun kapiara, urang bakal meunang kautamaan tina leungeun. Suku ulah asal nincak, jadi panto cilaka, nyababkeun urang kana dasar kanistaan naraka, tapi lamun lengkah kapiara, urang bakal meunang kautamaan tina suku. Palawangan ulah dipake cabul jadi panto cilaka, nyababkeun urang kana dasar kanistaan naraka. Tapi lamun palawangan kapiara, urang bakal meunang kautamaan tin palawangan. Larangan ulah dipake jinah, jadi panto cilaka, nyababkeun urang kana dasar kanistaan naraka.
Tapi lamun larangan kapiara, urang bakal meunang kautamaan ti larangan awewe jeung larangan lalaki.
Tah eta dasakreta. Mun geus bisa ngaraksa
dasakalesa mangka sampurna amal balarea, nya kitu deui amal Sang Raja.
Ieu nu disebut dasaprebakti: Anak bakti di bapa, pamajikan bakti di salaki, rayat bakti ka dunungan, murid bakti ka guru, patani bakti ka wado, wado bakti ka mantra, mantra bakti di nu nanganan, nu nanganan bakti ka mangkubumi, mangkubumi bakti ka ratu, ratu bakti ka dewata, dewata bakti ka Hyang. Tah eta dasaprebakti ngarana.

III
Ini na lakukeunesun, talatah sang sadu jati.Hong kara namo sewaya, sembah ing hulun di sanghyang panca tatagata: Panca ngaran ing lima, tata ma ngaran ing sabda, gata ma ngaran ing raga, yata panghayueun sareanana.
Panca aksara guruguru ing janma. Panca aksara ma byakta nu katongton kawreton, kacaksuh ku indriya. Guru ma pananyaan Na urang reya; nya mana dingaranan guru ing janma, sang moha sanggeusna aya bwana.
Ini byaktana, ngarannyaya panca byapara:Sanghyang pretiwi, apah, teja, bayu mwang akasa: carek sang sadu mahapurusa. Eta keh drebya urang. Kangken pretiwi kulit: kangken apah darah,ciduh: kangken teja panon; kangken bayu tulang; Kangken akasa kapala;
iya pretiwi di sarira ngaranya. Nya mana dikangkenkeun ku nu mawa bumi, ya mangupati pra rama, resi, disi mwang tarahan.
Ini Pancaputr: pretiwi Sang Mangukuhan, apah Sang Katungmaralah, teja Sang Karungkalah,bayu Sang Sandanggreba, akasa Sang Wretikandayun.
Ini pancakusika: Sang kusika di gunung, Sang Garga di rumbut, Sang Mesti di Mahameru,Sang Purusa di Mandiri, Sang Patanjala di Panjulan.
Lamun pahi kaopeksasanghyang wuku lima (dina) bwana, boa halimpu ikang desa kabeh ngaranya: purba, daksina,pasima,utara, madya.Purba, timur, kahanan hyang isora, putih rupanya: Daksina, kidul, kahanan hyang Brahmamirah rupanya: pasima, kulon, kahanan
hyang Mahadewa,kuning rupanya: Ieu nu kudu dipilampah,amanatan Sang Budiman sajati: ”Hong kara namo sewaya, sembah ing hulun di Sanghyang Panca tatagata. Tah kawajiban the nyembah sanghyang siwa, sembah kuring ge ka sanghyang Budha nu lima”. Panca hartina lima, tata hartina sabda,gata hartina raga. Eta jalan
kasalametan keur sarerea. Panca aksara (5 huruf suci) nya eta guru manusa.
Panca aksara nya eta kanyataan nu katembong jeung karasa (kasaksian) ku indera. Guru teh pananyaan keur balarea, eta sababna disebut Guru manusa. Ayana kabodoan (sasar) teh sanggeus aya (diciptana) dunya.
Ieu kanyataan nu disebut Pancabyapara (5 pamungkus): Sanghyang Pretiwi (taneuh), apah (cai), teja (cahaya), bayu (angin),akasa (awang-awang).Ceuk Sang Budiman manusa utama: Eta milik urang. Nu bisa dipapandekeun kana Pretiwi nya eta kulit, nu dipapandekeun kana cai nya eta getih jeung ciduh, nu dipapandekeun kana cahaya nyaéta mata, nu dipapandekeun kana angin nyaéta tulang,nu dipapandekeun kana akasa, nyaéta sirah. Eta nu disebut Pretiwi dina awak. Mangka diibaratkeun ku nu ngawasa bumi, ngajanggelek jadi para rama (kokolot desa), resi (pandita), disi (ahli ramal jeung obat), tarahan (ahli parahu), jeung Sang Prabu.
Ieu nu (disebut) Pancaputra: Pretiwi, Sang Mangukuhan, apah, Sang Katungmaralah, teja,Sang Karungkalah, Bayu, Sang Sandanggreba, akasa, Sang Wretikandayun.
Ieu nu disebut Pancakusika: Sang Kusika di Gunung, Sang Garga di Rumbut, Sang Mesti di Mahameru, Sang Purusa di Mandiri, Sang Patanjala di Panjulan.
Lamun diingetkeun bari sadar enya-enya, wuku lima di dunya, pasti mamur sakumna nagri.
Sakumna nagri ngarana: purba, daksina, pasima, utara, madya. Purba nya eta wetan,tempat Hyang Isora. Putih warnana. Daksina
nyaéta kidul, tempat Hyang Brahma, mirah (beureum) warnana. Pasima nya eta kulon, tempat Hyang Mahadewa, Kuning warnana.

IV
Utara, lor, kahanan hyang Wisnu, hireng rupanya: madya, tengah, kahanan hyang siwah,aneka warna rupanya. Nya mana sakitu sanghyang wuku lima dina bwana.
Ini wuku lima di Sang Pandita. Sandi ma karasa situtur, tapa ma karasa si langlang,lungguh ma karasa si pageuh, pretyaksa ma karasa si asembawa, kaleupasan ma karasa madumi tan
kaduman, manghingetan tanpa hingga, sakitu
wuku lima di mahapandita. Nihan pawwitan ning kreta,sya sang dewata lima. Pahi ngawakan ngaran di maneh, pahi mireungeuh rua di maneh, Hengan lamunna mo karasa ma, kadyangga ning wilut tumemu wilutnya, bener tumemu benerna, Kitu keh eta, ku twah ning janma mana kreta, ku twah ning janma mana na layu.
Ini karma ning hulun, saka jalan urang hulun:karma ma ngaranya pibudieun,ti(ng)kah paripolah saka jalan ngaranya. Maka takut maka jarot, maka atong,maka teuang di tingkah di pitwaheun, di ulah di pisabdaan.
Maka nguni lamun hareupeun Sang Dewaratu pun, maka satya di kahulunan, maka lokat dasa kalesa, boa ruat mala mari papa, kapanggih ning kasorgaan, lamun teu (ng)teuing ngawakan karma ning hulun, kitu eta leuwih madan usya ditindih ukir, di tapa di luhur gunung: kena palarang ditapa/di/na luhur gajah hunur si(ng)ha, deukeut maha bancana.
Ini twah ing janma,pignaeun na urang reya.Ulah mo turut sanghyang siksakan-

Utara nya eta utara (kaler), tempat hyang Wisnu: Hireng (hideung) warnana. Madya nya eta tengah, tempat hyang Siwa, rupa-rupa warnana. Tah sakitu wuku lima di dunya.
Ieu wuku lima maha pandita: Elmu basa, karasa dina mitutur (ceramah), tapa karasa dina ngalalana, diuk karasa dina kaajegan(teguh), kanyataan karasa dina kasaksian (naon nu katembong), kalepasan (jiwa) karasa (mun mampuh) ngabagi (mere) lain dibagi (dibere): Mereb inget (ngelingan) kana bebeneran, tanpa wates. Sakitu wuku lima di maha pandita.
Ieu pangkal kasajahtraan, maranehna Sang Dewata lima: Kabeh mijalma (ngajanggelek) dina ngaran maneh/ngaran urang, sarerea nempo rupa anjeun (rupa urang), tapi mu teu karasa ayana, cara liuk (mengkol) panggih jeung liukna,empeng panggih jeung lempengna. Kitu tah. Sajahtra karana gawe
manusa, karana gawe manusa keneh mangka
sangsara/cilaka.
Ieu pagawean amba/rahayat,keur jalan urang
ngabdi. Digawe teh hartina melak budi, tingkahlaku nu jadi jalanna. Kudu sieun kudu keueung, kudu hormat, kudu ajrih dina tingkahparipolah, dina pagawean, dina rengkak jeung ucapan.
Tah kitu mun aya hareupeun raja: kudu stya dina ngabdi, kudu bersih (ngajaga) panto nu sapuluh (10 indera), pasti mo aya noda mo aya kahinaan, manggihan kasampurnaan. Mun enya-enya ngalaksanakeun tugas sabage amba/
bawahan. Mangka nu kitu leuwih alus batan umiur saluhur pasir, tapa di luhur gunung,sabab teu meunang tapa dina hulu gajah atawa tonggong singa, babari meunang cilaka. Ieu kalakuan manusa nu mangpaat keur balarea.
Kade ulah mengpar tina Sanghyang siksakan-

V
da ng karesian. Jaga rang dek luput pancagati,
sangsara. mulah carut mullah sarereh, mulah
nyangcarutkeun maneh, kalingana nyangcrutkeun maneh ma ngaranya: nu aya
dipajar hanteu, nu hantu dipajar inya, nya karah (e)dapna ma kira-kira, Budi-budi ngajerum mijaheutan, eta byaktana
nyangcarutkeun maneh ngaranya.Nyangcarutkeun sakalih ma ngaranna, mipit mo amit, ngala mo menta, ngajuput mo sadu; maka nguni tu tunumpu, maling, ngetal,ngabegal, sing sawatek cekap carut, ya nyangcarutkeun sakalaih ngaranna.
Sanguni tu meor, ngodok,nyepet,ngarebut,ngaorogoh, papanjingan; maka nguni ngotokngowo di pamajikan,di panghulu tandang, maka nguni di tohaan di maneh. Itu leuwih mulah dipiguna, di pitwah ku urang hulun,ulah mo pake na sabda atong teuang guru basa, bakti suksila di pada janma, di kula kadang baraya.
Maka nguni di tohaan urang, suku ma pake di sila, leungeun ma poake umun. Jaga rang pacarek deung menak deung gusti, deung buhaya ing kalih: deung estri larangan, maka nguni deung tohaan urang, jaga rang dipiguhakeun,mulah surah di tineung urang,
sanguni salah tembal,kajeueung semu mo suka ku tohaan urang; ulah, pamali bisi urug beunangdi tapa, hilang beunang cakal bakal, bisi leungit batri hese, kapangguh ku sanghyang jagat sangsara,katigraha ku sang dewaratu. Dang karesian, ulah leupas tina Pancagati (5 kaayaan asli), ngarah teub sangsara; ulah nipu, ulah pipilueun (babari katularan sifat jahat), ulah nipu diri sorangan, nu disebut nipu diri sorangan teh; nu bener disbut lain, nu lain disebut bener. Tabiatna salilana jijieunan. Pagawean mitnah jeung nganyerikeun hate batur, eta kanyataan nu
disebut nipu diri sorangan.
Nu disebut nipu batur nya eta; metik/mipit teu amit/, menta teu bebeja,mulung/nyokot teu mere nyaho, nyakitu deui; ngarampas, maok, ngarebut, ngabegal/ngarampog, kabeh kaasup pagawean nipu (jahat). Eta nu disebut nipu batur. Nya kitu deui ngalejokeun,ngodokan saku batur, nyopet, ngarebut, maok/ngagurayang harta jalma nu keur sare, asup ka imah batur (tanpa permisi), oge tuluy cicing di dunungan, gegeden, jeung di raja urang. Laku kitu leuwih-leuwih ulah dipilampah, ulah dilakukeun sabage hamba. Ulah ninggalkeun tutur saur nu teu hormat, sopan, pantes,basajan, depe-depe, santun ka sasama jeung ka kulawarga/baraya.
Kitu kuduna sikep ka raja urang; suku kudu dipake sila, leungeun dipake nyembah. Mun urang ngomong jeung menak, jeung dunungan nu boga tanah, jeung sakabeh pangajeg hukum,jeung awewe larangan (aya nu boga), nya kitu deui jeung raja urang; Mun urang dipercaya, nyekel rusiah, ulah hianat kana kasatyaan urang,nya kitu mun salah ngajawab, beungeut ulah katembong bangkenu ku Raja. Ulah. Pamali! Matak runtag hasil urang tatapa, leungit jasa nini-aki, leungit beunang urang hese cape. Bakal sangsara, diusir ku sang raja (Asep Idjuddin)

Kamis, 01 Agustus 2013

Indonesia dan Konspirasi Upaya Penguasaan oleh AS

[The Jakarta Globa] http://jglo.be/i3t7 {{ Indonesia dimata-matai oleh pihak asing [AS dan UK]. Apakah ini ultimatum perang tersembunyi?
BY EZRA SIHITE | JULY 30, 2013 9:53AM
Indonesian Palace Angry at Alleged Western Spying
The State Palace on Monday lashed out at foreign governments that allegedly spied on Indonesian leaders, saying the practice was unethical.
“Wiretapping is not good for bilateral relations,” presidential spokesman Teuku Faizasyah said at the State Palace on Monday.
The comments come days after allegations resurfaced that at a Group of 20 conference in London in 2009 attended by Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono, intelligence agencies including Britain’s General Communication Headquarters and the US National Security Agency tapped into delegates’ personal e-mails and text messages.
The allegations published by Australian media outlets on Friday, which suggested that the Indonesian delegation was among those spied upon, were believed to have flowed from leaks on intelligence-gathering techniques by US whistleblower Edward Snowden.
Faizasyah said the Indonesian government would investigate the extent of damage caused by the alleged security breach.
“The way we see it, issues related to information management have become more and more crucial and based on this incident there are several parties interested in obtaining this information. We will continue to update our information security measures,” he said.
Foreign Affairs Minister Marty Natalegawa also voiced his concerns, saying such an act was a serious violation of the code of ethics in international relations.
Last Friday, Marty told the Jakarta Globe the action was concerning and the government was still awaiting a formal explanation from the relevant authorities in Britain.
“I have heard about it. Obviously security breaches of this type are considered to be a very serious offense, therefore we wish to be informed about the truth of this news,” he said.
Former Vice President Jusuf Kalla described the spying, which included accessing delegates’
BlackBerry smartphones to monitor e-mails and phone calls and setting up Internet cafes where an e-mail interception program and key-logging software spied on delegates’ computer use, as “unethical.”
“It’s very unethical if it really happened especially when the countries that committed it are our friends,” Kalla was quoted as saying from Kuala Lumpur by detik.com on Monday.
Kalla, vice president at the time the alleged spying took place, said he was unaware of the intelligence breach but said there was little Indonesia could do now.
“There’s nothing that can be done about it because this was an intelligence activity and by their covert nature intelligence activities are hard to prove,” he said.
Faizasyah said Yudhoyono learned of the breach in June. The spokesman shared Kalla’s view that it was difficult to prove the allegations unless the countries that allegedly committed the act admitted it.
“[We received] the information in June that the host had been intercepting messages, not just from delegates of one or two countries but most of those who attended the conference,” Faizasyah said.
The Guardian newspaper in June suggested the Turkish finance minister had been deliberately targeted while the NSA were reportedly trying to listen in on Russian leader Dimitry Medvedev’s phone calls to Moscow.
It is alleged that Australia benefited from the
intelligence activity at the summit by winning a seat on the United Nations Security Council, according to The Age newspaper.
“Without intelligence support, overwhelmingly
provided by US capabilities, we would not have won the seat,’’ an Australian Department of Foreign Affairs and Trade officer told the Australian media on the basis of confidentiality.
A document seen by The Guardian refers to GCHQ, MI6 (British Intelligence) and others setting up Internet cafes that “were able to extract key logging info, providing creds for delegates, meaning we have sustained intelligence options against them even after conference has finished.” This appears to be a reference to acquiring delegates’ online login details.
“The extent of the leak needs to be reviewed.We have a transparent process about which country we choose and support [to win the UNSC seat]. Communications could have been conducted through the normal way without the interception,” Faizasyah said.
Yudhoyono has not given any instructions regarding the alleged spying activity. “We don’t know what the president’s reaction is [on the issue],” Faizasyah said.
Indonesia has not said whether it will renounce the techniques when it hosts Asia-Pacific Economic Cooperation delegates at a summit in Bali in October.
Meanwhile, House of Representatives Commission I is planning to summon the State Intelligence Agency (BIN), the foreign affairs minister, and State Code Agency (Lemsaneg) regarding the communications interception.
“If this really happened, then it is negligence. We will ask about this at the next meeting with BIN, Lemsaneg and the foreign affairs minister,” Hayono Isman, a member of House Commission I, which oversees defense and foreign affairs, said on Monday.
The Democratic Party politician suspected the G-20 London venue was not secure.
“This must be investigated so that it doesn’t happen again. There are crucial lessons to be learned from this,” Hayono said, as quoted by Okezone.com.
Analysts in Jakarta have raised concerns that Friday’s report in The Age could fuel distrust and suspicion between Australia and Indonesia at a time when the bilateral relationship is already fragile.
Quoting Australian intelligence and foreign affairs sources, the Melbourne-based newspaper reported on Friday that Prime Minister Kevin Rudd, then in his first spell as Australia’s leader, was the beneficiary of British spying on Yudhoyono at the G-20 summit.
According to officials familiar with Australia’s participation in the April 2009 leaders’ meeting, the Australian delegation received “excellent intelligence support’’ including “much information’’ shared by Britain and the United States agencies. Intelligence and foreign affairs sources told Fairfax Media, publisher of The Age, of the important intelligence received from US and British agencies to support Australia’s diplomatic objectives, including the campaign to win a seat on the UN Security Council.
“Rudd had a keen appetite for intelligence, especially on the Asia-Pacific leaders — Yudhoyono, [Indian Prime Minister] Manmoham Singh, and [former Chinese president] Hu Jintao,’’ one intelligence source said, speaking on condition of anonymity.

Australia’s Kevin Rudd, the United Kingdom’s David Cameron and Indonesia’s Susilo Bambang Yudhoyono are at the heart of a diplomatic dispute over phone-tapping allegations. (AFP, Reuters, Rumgapres Photos)

Kalau telah terbukti, tidak bisa lagi disebut suuzon. Anda tahu kalau Amerika Serikat sudah menempatkan ribuan tentaranya di sekeliling [baca: mengepung] Indonesia? Pangkalan militer AS yang mengepung Indonesia berada di Darwin, North Terrority Australi, Pulau Cebu Filipina, dan Thailand.
Berbagai alasan mengapa hal itu bisa terjadi:
1. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
2. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah. Freeport dan Natuna sampai saat ini sudah dikuasai AS.
3. Upaya penguasaan Indonesia sudah dimulai pada saat perang dunia ke-2. Pada zaman Soekarno terjadi berbagai macam pemberontakan di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu yang paling terkenal yaitu PRRI/Permesta. Pilot CIA yang tertangkap dengan ditembaknya pesawat pengebom yang dia tumpangi adalah bukti konkretnya.
4. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di zaman Soeharto adalah karena campur tangan AS melalui IMF dengan imbalan yang harus diberikan Indonesia adalah Freeport! Gunung Tembaga dan Gunung Emas Indonesia diberikan kepada AS dengan perolehan Indonesia dari hasil tambang Freeport hanya kurang dari 10%.
Masih butuh bukti dan penjelasan?