Selasa, 02 April 2013

Tidak Lucu Sama Sekali!

Saya kos di di daerah Cisaladah, Hegarmanah Jatinangor, sekamar berdua dengan teman SMA dulu. Sudah hampir dua tahun saya hidup di kosan ini. Lokasinya yang dekat dengan kampus, sekitar sepuluh sampai lima belas menit jalan kaki melewati Balé Padjadjaran sampai ke kampus FIB Unpad, yang membuat saya betah berdomisili di sini.
Tapi, beberapa bulan belakangan terjadi beberapa masalah yang sangay mengganggu ketenangan hodup saya sebagai seorang perantau di Jatinangor berhubungan dengan kuliah (which is that scholarship) dan fasilitas yang tersedia di kosan. Pertama masalah beasiswa yang macet menyebabkan keterlambatan pembayaran biaya pokok pangkal kos dan biaya pembayaran listrik per bulan. Kedua masalah penerangan kamar mandi. Lampunya mati dan siapa yang mau mengganti? :'( Tidak ada! Saya dan teman sekamar saya jelas karena macetnya uang beasiswa. Tetangga-tetangga sekosan? Mereka juga tak peduli. Lalu pemilik pondokan pun sama sekali acuh terhadap hal ini. Buat bingung! Sangat bingung.
Oke, masalah keuangan bisa teratasi dengan sokongan dana dari orang tua. Meskipun saya tak pernah meminta tetapi mereka tak segan memberikan uang saku meskipun tak seberapa. Tapi saya tahu diri: jangan terus-terusan tergantung terhadap orang tua. Jadilah mandiri!
Masalah penerangan kamar mandi tak terlalu pelik sebeanrnya. Lampu hanya digunakan sewaktu-waktu yaitu malam hari saja. Tak harus terlalu dipusingkan. Tapi tetap saja, saya jadi takut ketika ada keperluan malam hari. Harus tahan sampai pagi!
:p
Nah, ini dia masalah yang paling pelik dan membuat semua hal kacau: saya terkunci dari dalam. Alhasil tak bisa masuk ke kamar! What the ... jangan diteruskan kalimatnya! Tapi apalah daya, apa hendak dikata? Inilah yang terjadi saat ini detik ini. What the ... lagi-lagi angan diteruskan kalimat ini!
Ceritanya begini: Lubang kunci kamar lepas dalam artian rusak, jadi tentu saja si pintu tak bisa dikunci dari luar. Sang Ibu Kos tahu hal ini dan tak ada tindak lanjut apa-apa. Dia hanya bilang: "Ini kalau diganti biayanya Rp50.000,-." (What the ... jangan diteruskan kalimatnya!) Terus teman saya punya "ide cemerlang" katanya. Jadi pintu diselot dari dalam dan selot jendela dibiarkan sehingga cara membuka pintunya asalah dengan mencongkel jendela dengan apa saja sampai terbuka dan kemudian buka selot pintu di dalam! Hebat kan? #Yeah
Ide tersebut berhasil dijalankan selama seminggu. Dan tadi pagi sebuah kesalahan besar terjadi: selot jendela terkunci! Siapa yang melakukannya? Yang jelas sayalah yang keluar belakangan dari kamar. Dan secara tak sengaja ketika menutup jendela selotnya pun ikut turun lalu mengunci jendelanya. Pada saat saya berlenggang saya tidak tahu bahwa hal tersebut terjadi.
Oh my God ...
Kemudian siangnya tiba-tiba teman sekamar saya sms. Dia beri tahu saya bahwa jendela kamar terkunci.
Kagetlah saya! Kasihan teman saya yang satu itu: dia tak bisa mengumpulkan tugasnya yang tertinggal di dalam kamar. Beberapa jam kemudian saya juga pulang dan memgadukan masalah ini ke Bapak kos. Akhirnya jendela pun harus dibongkar supaya bisa membuka pintu.

Keterangan gambar: Pintu dan jendela kamar saya yang terkunci.

Hikmah dari kejadian ini:
Jangan abaikan kerikil kecil karena bukan batu besar yang membuat kita tersandung dan lakukanlah pekerjaan anda hari ini jangan tunggu besok untuk menyelesaikannya. Jangan biarkan masalah kecil dengan mengabaikannya sebelum akhirnya masalah teraebut menjadi sangat besar dan kerugian kita akan berlipat-lipat ganda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar