Jumat, 15 November 2013

#Catatan: Pengalaman Menggunakan Perangkat Bergerak (HP dan Tablet)

Tulisan berikut ini merupakan pengalaman tidak menyenangkan yang saya dapatkan selama lima tahun menggunakan perangkat elektronik yaitu handphone (dan tablet). Berikut ini juga merupakan sekilas tentang kecerobohan saya selama menggunakan hape yang menyebabkan saya merasa tidak puas dengan apa yang saya alami. Semoga pengalaman saya ini bisa diambil manfaatnya oleh pembaca.
Handphone pertama saya adalah LG KG200. Saya beli seken seharga Rp700.000,- pada tanggal 21 Juni 2008 di Cimahi. Uang yang digunakan untuk menebus ponsel tersebut berasal dari uang pembinaan peserta OSN dari pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Alhamdulillah, saya tidak harus meminta uang kepada orang tua hanya untuk sekadar membeli sebuah hape. Kemudian KG200 saya rusak kira-kira pada sekitar akhir tahun 2010. Saya lupa kapan tepatnya. Penyebabnya adalah saya melemparkan hape saya itu ke lantai. Alasannya saya sudah bosan menggunakannya. Saya merasa sangat menyesal telah melakukannya. Akhirnya layar sang hape retak, meskipun masih bisa dinyalakan.
Kemudian tak berselang lama, saya membeli handphone lagi. Kali ini bermerk Sony Ericsson tipe K530I. Seharga Rp500.000,- di BEC Bandung. Alhamdulillah untuk kali ini pun saya membeli menggunakan uang sendiri, dari beasiswa yang saya dapatkan.
Kemudian di bulan Agustus 2011 saya kembali membeli sebuah handphone. Kali ini saya membeli handphone baru Sony Ericsson txt Pro ck13i seharga Rp960.000,- (+ Rp50.000,- kartu microSD kapasitas 2 GB). Hape saya yang lama (SE K530I) masih berfungsi. Txt pro ini sempat masuk ke dalam ember berisi rendaman cucian, yang untungnya tidak sampai tenggelam di dalam airnya. Was-was rasanya. Kemudian karena performanya yang sangat buruk: sering hang, tidak bisa multitasking, tampilan monoton, aplikasi yang didukung sedikit, saya lalu menjualnya dengan harga hanpir setengah dari harga asal: Rp550.000,-. Kartu microSD-nya tidak saya jual karena memang dibeli terpisah. Menyesal juga akhirnya. Tetapi dari uang hasil penjualan itu akhirnya saya membeli lagi handphone Sony Ericsson M1I Aspen. Kali ini saya membeli sebuah smartphone bersistem operasi Windows Mobile.
Penyesalan saya akhirnya tertutupi karena Aspen ini adalah sebuah smartphone: bisa digunakan untuk mengerjakan tugas kuliah, kamera lebih baik, dan fitur lain yang lebih menjanjikan. Tetapi ternyata ketahanannya tak bertahan lama. Tiba-tiba masalah terjadi: Aspen sering restart sendiri dan apabila baterei dipasangkan, handheld menyala sendiri. Alhasil setelah ditanyakan di tempat servis yang bermasalah adalah IC Chargernya. Biaya untuk penggantiannya sekitar Rp200.000,-. Saya tidak sampai mengeluarkan isi dompet untuk memperbaikinya. Jadinya saya abaikan kerusakan yang dialami M1i saya dan malah membeli perangkat ponsel lagi.
Pada tanggal 12 April 2012 saya membeli smartphone Android Samsung Galaxy Young GT-S5360 di Jatos keadaan seken seharga Rp850.000,-. Handphone SE K530i milik saya masih berfungsi meskipun sering terjadi gangguan di layarnya yang tiba-tiba blank berwarna pelangi atau terkadang menjadi merah. Saya juga merasa sedikit kecewa dengan Young saya karena kamera dan performa RAM dan CPU di bawah standar. Di hari pertama kepemilikan Android satu ini terjadi sebuah insiden: karena teman saya iseng menepuk pundak saya, akhirnya sang Young terjatuh ke lantai setinggi ±1,45 m. Jatuh dari ketinggian tersebut membuat isinya tercerai berai (hanya casing luar dan baterei yang terlepas sih, tetapi ini parah sekali). Rusak? Belum, karena sampai sekarang pun Young saya masih bisa berfungsi dengan baik.
Di bulan Juli 2012 saya kemudian membeli sebuah tablet Android X5 keluaran vendor lokal IMO seharga Rp750.00,-. Yang pada bulan Januari 2013 lalu saya jual kembali seharga Rp350.000,-. Alasan saya jual kembali adalah karena produk tersebut sungguh mengecewakan dari performa baterei. Selain itu layarnya sungguh tidak akurat apabila dipakasa digunakan pada saat baterei sedang diisiulang.
Terakhir kalinya, pada bulan Mei 2013 saya membeli Android yang lain lagi. Saya membeli Huawei Ideos U8300 seharga Rp445.000,- dalam kondisi baru di BEC. Murah sekali kan untuk sebuah perangkat Android? Ya, itu karena OS yang terpasang masih versi 2.1 Éclair. Tetapi apa yang saya dapat? Baru saja lima bulan dipakai, U8300 punya saya sering menampilkan gejala yang aneh: layar tak bisa menyala setelah terkunci selama beberapa menit. Menyebalkan, bukan? Lalu apakah saya harus membeli perangkat baru lagi bulan Desember nanti atau di awal tahun 2014? Saya tidak mau lagi membeli perangkat apapun karena saya tidak mau dikecewakan untuk kesekian kalinya. Saya yakin betul bahwa saya sangat berperan terhadap segala kerusakan itu karena saya ceroboh: hampir semua perangkat handphone yang pernah saya pakai sering jatuh dari tempat yang lumayan tinggi: dari atas kursi, lemari, tergelincir dari tangan saya pada saat saya berdiri. Kalaupun nanti saya punya rezeki saya mau membeli sebuah perangkat yang tahan air, debu dan goncangan untuk meminimalisir kerusakan karena keteledoran diri saya pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar