Kamis, 17 Oktober 2013

#Esai: Karakter Bangsa dan Pemberitaan Buruk di TV

Oleh @MuhRidwanD (Muhammad Ridwan)
Hidup adalah soal memilih. Apa yang kita pilih membentuk karakter kita. Apa yang kita pilih mencerminkan siapa kita. Memilihlah dengan bijak.
Setiap hari kita disugui hal-hal negatif, hal-hal yang membuat muak, seolah-olah tidak ada (atau sangat sedikit) hal yang baik terjadi di negeri ini. Sangat dominannya penayangan berita buruk di televisi menjadikan kita sebagai bangsa dengan tingkat percaya diri yang rendah. Hal-hal buruk lama-lama akan dianggap sebagai hal yang biasa, bahkan akan melekat menjadi budaya bangsa.
Bayangkan sebaliknya, apabila yang menjadi bahan pemberitaan itu merupakan kebaikan-kebaikan, prestasi anak-anak Indonesia di Olimpiade Sains Internasional misalnya, membuat kita termotivasi untuk menjadi baik juga. Kebaikan akan dijadikan sebagai hal yang biasa di dengar dan dilihat, bahkan akan menjadi sebuah budaya produk bangsa Indonesia. Pemberitaan hal baik secara terus-menerus niscaya akan membentuk mental rakyat yang baik pula.
Perhatikan pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "bumi, air dan kekayaan alam lainnya (termasuk juga udara) dikuasai negara untuk kepentingan rakyat." Bijaknya,pemerintah juga harus ikut andil dalam mengatur apa yang ditayangkan oleh di media masa khususnya televisi. Pers memang memiliki kebebasan, tetapi harus mau diatur untuk kebaikan. Anggaplah saja sebagai kewajiban dan etika pers. "True, bad news is good news," tapi harus ingat juga kalau "good news is better news."

*Dengan perubahan seperlunya oleh @SodikinGRoss

Tidak ada komentar:

Posting Komentar