Minggu, 30 Maret 2014

#Catatan #CurahanHati: Hal yang Kulakukan dengan Sungguh-sungguh dalam 7 Tahun Belakangan

Dalam 7 tahun ini, hanya ada 3 hal yang kulakukan dengan sungguh-sungguh yaitu SNMPTN 2010, OSN Kebumian SMA 2009, dan OSN Fisika SMP 2006.
Yang disebut terakhir kulakukan dengan sepenuh hati: aku berani bertaruh dengan segenap jiwaku. Kucurahkan seluruh kemampuanku untuk bisa bertahan dan mengalaminya. Mentalku benar-benar mental seorang juara. Aku memang bukan apa-apa sehingga motivasiku meletup-letup bagaikan ketel mesin uap kereta api pertama sampai abad ke-20 yang masih menggunakan batu bara. Aku melakukannya dengan kesungguhan hati meskipun terjunnya aku ke dalam perlombaan itu karena aku dipilih oleh guru/sekolahku. Lagi pula, hanya aku yang terpilih menjadi perwakilan SMP-ku yang bisa mewakili provinsiku di tingkat nasional.
Mengapa aku berniat mengkuti OSN Kebumian SMA 2009? Karena ada beban berat di pundakku yang harus kupikul setelah menjadi peserta dengan nomor urut 101 di nasional, aku menjadi merasa bertanggungjawab untuk mengulanginya malah ambisiku mendorongku untuk bisa lebih dari pada itu: aku harus bisa lolos menjadi peserta Olimpiade Sains tingkat internasional. Hasilnya aku kalah di tingkat provinsi, yang artinya aku kalah oleh diriku sendiri di masa lalu. Aku malu kepada diriku sendiri tiga tahun sebelumnya. Aku memalukan diriku sendiri. Lagi pula, dengan berbagai hal yang terjadi padaku setelahnya dan menjatuhkan mentalku, melelehkan baja kokoh dinding mentalku menjadikannya setipis kertas yang mudah sobek, aku tentu tak bisa mengalahkan diriku sendiri yang lebih hebat di masa lalu. Aku lemah terhadap angin-angin yang berhembus kencang.
SNMPTN 2010 masih menyisakan rasa penasaranku: apakah aku bisa melebihi kemampuanku di masa lauku saat itu? Kali ini tujuanku untuk membuktikan bahwa aku masih kuat. Aku bukan pohon pisang di pinggir tebing. Aku adalah pohon beringin di tengah alun-alun. Namun standar yang aku tetapkan di sini sangat-sangatlah rendah. Aku malah bisa didakwa tak menetapkan standar dengan baik dan benar. Terkesan asal-asalan. Tidak layak dan tidak pada tempatnya. Barulah kusesali sekarang setelah empat tahun berlalu penuh kekecewaan. Diriku masih trauma dengan kejadian serentetan kegagalan di masa sebelumnya. Aku adalah manusia gagal. Aku adalah produk gagal. Aku, gagal? Memang aku gagal. Aku tidak serius menantang diriku sendiri. Dan uanglah yang telah mengikis idealisme yang aku bangun selama bertahun-tahun sebelum kejatuhanku sendiri. Dan sekarang aku hanyalah batang pisang yang telah teronggok karena telah ditebang. Tinggal tunggu ulat dan rayap datang lalu habislah aku. Hilanglah aku menyatu dengan tanah. Semoga tumbuhan lain yang tak sengaja bertunas di atasku tak menyerap segala kebusukanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar