Kamis, 06 Februari 2014

#Draft #Fragmen Jika dan Hanya Jika

Aku tak pernah tahu bagaimana rasanya menjadi manusia normal itu. Aku tak pernah merasakan menjadi manusia dengan pandangan lurus ke depan.
Sebagai seorang pemuda yang hampir beranjak dewasa, aku peduli pada penampilanku. Aku memperhatikan penampilanku dan membandingkannya dengan penampilan pemuda-pemuda seumuranku. Aku baru dalam hal ini: memperhatikan bagaimana anak laki-laki lain bergaya: berpakaian, menata rambut, merawat tubuh mereka, membentuk badan yang berotot. Aku ingin melakukan apa yang mereka lakukan. Aku iri kepada setiap laki-laki yang berpenampilan dengan sangat baiknya. Apa yang mereka perlihatkan menggugah dan membangunkan alam bawah sadarku: aku bisa berpenampilan sebaik mereka atau lebih baik lagi dari pada itu. Aku bahkan mungkin bisa menjadi model sampul majalah remaja atau bintang iklan di tv atau menjadi penyanyi atau bermain film. Tapi kupikir-pikir menjadi penyanyi bukan pilihan terbaik. Aku tak yakin suaraku bagus. Lagi pula apa yang sedang aku bicarakan ini tak ada hubungannya dengan suara. Aku tak perlu minder dan malu jika dan hanya jika aku ini normal. Hanya dan hanya jika aku tak memiliki cacat ini: mata kananku juling dan rabun jauh. Jika dan hanya jika kedua mataku sempurna. Aku bisa melakukan apa saja yang aku inginkan. Aku tak akan menjadi orang yang bersembunyi di dalam gua. Aku akan bisa menantang dunia jika dan hanya jika aku normal. Jika dan hanya jika mataku normal seperti manusia kebanyakan.
Pikiran tentang mata normal ini datang belum lama ini. Aku merasa menyesal telah dilahirkan dengan mata juling. Aku tahu kecacatanku ini bisa disembuhkan dengan jalan operasi senilai Rp 3 juta dan dengan biaya tambahan Rp 2 juta untuk perawatan pasca operasi. Tapi, dari mana bisa kudapatkan uang sebanyak itu sekarang? Pria berumur 21 tahun yang tak bekerja tak mungkin bisa mendapatkan uang sebanyak itu kecuali meminta kepada orang tua. Dan karena keluargaku adalah keluarga tak mampu, apakah aku akan berani dan tega meminta kepada mereka? Jika dan hanya jika mereka memikirkan masa depan anaknya ini sedari dulu. Tapi aku tak boleh terus-terusan menggantungkan segalanya kepada kedua orang tuaku. Jika dan hanya jika ada orang yang berbaik hati membantuku, masalahku akan segera selesai. Atau aku harus segera bekerja menghasilkan uang sendiri aku akan bisa menyelesaikan masalahku sendiri secepatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar