Kamis, 06 Februari 2014

#Catatan: Trauma dan Stres Masa Lalu Hantui Diriku

Akhirnya saya tuliskan juga ini: pikiran yang mengganggu jam istirahat siang di tanggal satu Februari 2014. Tentang penilaian pertama orang lain yang akan terus melekat dalam ingatan mereka selamanya tentang Anda. Saya memikirkan hal yang mengganggu istirahat tengah hari saya ini karena saya adalah orang yang selalu bermasalah dengan yang namanya berhubungan sosial. Pendek kata: saya sangat susah menjadi dekat dengan orang lain. Saya mungkin malas untuk berbasa-basi dengan orang-orang itu, sehingga saya tidak memperdulikan keadaan sosial diri saya sendiri.

Sejak kecil saya tidak pernah punya terlalu banyak teman. Anak-anak sebaya yang bermain dengan saya sehari-hari hanyalah tetangga-tetangga dekat saja. Pada saat duduk di bangku sekolah dasar, saya tidak terlalu memperdulikan pertemanan dengan teman-teman di kelas atau bahkan satu sekolah. Saya kurang peduli bahkan dengan saudara sendiri yang satu sekolahan. Buku lebih menarik perhatian saya dibandingkan dengan manusia. Begitulah saya. Berlanjut di SMP, siswa-siswi yang menjadi teman saya hanyalah yang duduknya berdekatan saja. Bahkan saya menjadi jauh dengan teman dekat saya yang berasal dari SD yang sama. Parahnya keharusan tinggal jauh dari lingkungan masa kecil ketika SMA memperburuk kondisi kesehatan sosial diri saya karena saya bersekolah bukan di kota asal saya dan saya harus tinggal di asrama. Saya tak bisa dekat dengan teman-teman seasrama dan teman-teman sekolah yang tidak tinggal di asrama. Akhirnya saya berkuliah di PTN yang terletak di kota asal saya. Tetapi keadaannya tidak berubah: saya masih merasa trauma sehingga saya menyendiri dan -bisa dibilang- tak punya teman. Yang menjadi teman saya di awal-awal yaitu beberapa teman sealmamater SMA dulu. Yang lainnya? Beberapa teman yang sama-sama senasib sepenanggungan mencari beasiswa di masa-masa mahasiswa baru.
Pernah saya merasa saya lebih baik bunuih diri saya karena terlalu tertekan dan stres. Trauma. Saya tidak tahu sindrom apa yang saya idap, saya bukan dokter yang bisa mendiagnosis penyakit jiwa macam apa yang saya derita. Tetapi yang jelas sifat bawaan saya (saya katakan begitu) adalah cenderung menjadi penyendiri (menjadi manusia soliter) dan kurang peka terhadap pergaulan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar